Isnin, 18 Februari 2013


Nabi Mana Yang Menuding Alkitab Itu Palsu?

Nabi-nabi dulu manakah yang pernah bernubuat bahwa Alkitab Asli aka ditelan oleh Alkitab Palsu?

Dan Nabi-nabi belakangan manakah yang mencegah umatnya untuk membaca Alkitab karena isinya adalah palsu?

Jawabannya satu: TIDAK ADA!

Ketika Muhammad membenarkan Injil, pernahkan ia berseru:

“Percayalah kepada Injil yang Asli,dan awas terhadap Injil yang palsu!”.

Dan ketika Yesus  mengabarkan Injil, pernahkah tercatat (di kitab Injil
maupun Quran) Ia berseru:

“Awas, Injil yang kubawakan akan hilang tak terjejak kelak”.

Bagaimanapun, Muhammad tidak pernah menuding bahwa Alkitab yang satu itu palsu adanya, kecuali mensinyalir adanya usaha dan ulah penyesatan Alkitab. Dan hal ini telah pula berulang-ulang diperingati di Alkitab sendiri. Yesus sendiri tidak pernah bernubuat bahwa InjilNya akan hilang dipalsukan orang. Justru yang dinubuatkan Yesus adalah kekalnya InjilNya, di tengah-tengah bakal datangnya nabi-nabi palsu, mesias-mesias palsu dan ajaran-ajaran palsu yang datang dengan memakai namaNya (Matius 24:5).

Yang dinubuatkan hilang oleh Yesus secara tepatnya adalah Bait Tuhan (Matius 24:12); atau hilangnya (matinya) Petrus dkk, sebagai soko gur pemberita Injil (Yohanes 21:18, 19; 16:2) Kalau kita menyadari betapa Injil sendiri jauh lebih penting daripada Bait Tuhan dan Petrus dkk, maka pastilah Yesus akan memberitahukannya juga jikalau Injil asli benar akan hilang! Bila Yesus (dan juga Muhammad) tidak menuduh atau menubuatkan hal yang diributkan pengkritik-pengkritik modern ini, maka bukankah bisa dipercaya bahwa Alkitab Sejati memang tidak hilang terpalsu? Dan bilamana telah terpalsu sekalipun, pastilah Tuhan akan membatalkan pembenaranNya lewat Muhammad, tidak usah menunggu para pengkritik “modern” untuk membatalkannya secara sepihak, dengan menyuruh orangorang lain agar jangan membacanya (Lihat IQMB halaman 27). Sebuah seruan yang melebihi wahyu! Memang, Quran memperingatkan ada dua jenis usaha yang tidak terpuji dari orang-orang yang beriman yang mencoba “mengkorupsi” ayat-ayat Alkitab. Yang pertama, disinyalir ada yang merubah dan memutar-mutar lidah tatkala membaca (atau menafsirkan) Alkitab secara verbal. Kedua, peringatan tentang ada orang-orang yang menulis dengan tangan mereka sendiri lalu mengaku-aku bahwa itulah Kitabullah. Kita akan mengupas kedua-duanya.

SATU: PEMALSUAN VERBAL.

Terdapat 10 ayat di dalam Quran dimana diindikasikan terjadi penyelewengan/penggelapan ayat Alkitab diantara sesama orang-orang Nasrani
dan Yahudi. Namun dimanapun Quran tidak pernah menyatakan bahwa mereka
itu merubah Alkitab dalam arti menghancurkan teks Kitab-kitab Suci yang asli untuk digantikan dengan Kitab yang palsu.

Apa yang terjadi adalah bahwa sekelompok dari mereka dianggap melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak terpuji dengan istilah: “mendengar firman lalu mengubahnya”, “merubah kalimat dari tempat-tempatnya”, “menjual ayat-ayat”, “lupa ayat”, “menyembunyikan yang benar”, “memutar-mutar lidah”, dll. Dan ini dilakukan untuk kepentingan kelompok maupun untuk memojokkan lawan. Itu sebabnya kita membaca model-model penyelewengan Kitab Suci yang bersifat transmisi” dan verbal dan bukan perombakan dan substitusi tekstual dengan menghilangkan yang asli:

“…banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan dan banyak (pula yang) dibiarkannya…” (QS 5:15).

“… mereka merubah kalimat-kalimat Allah dari tempattempatnya…” (QS 5:13).
“… diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutarkan lidahnya membaca Alkitab supaya kamu mengiranya itu sebagian dari Alkitab, padahal ia bukan dari Alkitab…” (QS 3:78).

“… segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya…” (QS 2:75).

“… Hai ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang benar dengan yang batil dan mengapa kamu menyembunyikan yang benar padahal kamu mengetahui?...” (QS 3:71).

 Dengan perkataan lain: satu Kitab yang sama (bukan yang palsu) telah mendatangkan perselisihan karena beda penempatan urutan, akal-akalan penyembunyian, putar-putar lidah, dan pemaksaan pengubahan/penafsiran setelah mendengar.

Namun bukan semua orang Yahudi (apalagi Nasrani) yang melakukannya, melainkan hanya sebagian, sehingga secara tekstual, Alkitab tidak pernah terhilang. Mereka sendiri membantah adanya perubahan tekstual dari Alkitab, apalagi sampai terhilang!

“Orang-orang yang telah Kami berikan Alkitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya” (QS 2:121a).

“Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah… dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit…” (QS 3:199 sebagian).

DUA: PEMALSUAN TULISAN.

Terjadi peringatan dari Quran bahwa ada orang-orang tertentu yang menulis Alkitab dari tangan mereka sendiri: “Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Alkitab dengan tangan mereka sendiri lalu dikatakannya, “ini dari Tuhan”, karena mereka hendak memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu”. (QS. Al Baqarah 2:79). Tudingan ini merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti apa yang sebenarnya dimaksudkan dari ayat-ayat tersebut. Pertanyaan yang segera timbul adalah kenapa Tuhan memperingatkan hal tersebut, tetapi pada waktu yang sama tidak melarang orang untuk membaca Alkitab yang sudah tertulis dan beredar luas? Kenapa Dia tidak menuding secara spesifik bahwa Alkitab asli telah hilang, dan yang sekarang ada telah terpalsukan? Malahan anehnya, Alkitab tetap disuruh Tuhan untuk diimani oleh pengikut-pengikut Muhammad, dan bahkan Al Baqarah 136 diwahyukan karena Tuhan tidak membeda-bedakan ajaran Alkitab dengan ajaran Quran sendiri.

Kedua kenyataan di atas tentu tidak bisa dianggap sebagai serasi, jikalau kita menerima gagasan tentang pemalsuan sebagai yang dituduhkan oleh pengkritik. Maka tafsiran yang masuk akal adalah kalau kita mengartikan “si penulis Alkitab dengan tangannya sendiri” itu bukanlah diartikan sebagai menulis ayat-ayat substitusi untuk menggantikan Alkitab Kanonik yang akan dihilangkan (karena bagaimanapun tidak ada perubahan bagi kalimat Tuhan, dan bahwa perintah Tuhan pasti berlaku). Melainkan si pemalsu tersebut melakukan   penulisan ayat-ayat baru yang justru menghasilkan macam-macam alkitab baru Apokrip (dengan istilah “ini dari Tuhan”) yang memang sesaat membingungkan sejumlah   orang-orang Yahudi pada masa-masa itu, termasuk orang-orang Arab.

Alkitab sejati tidak pernah gagal oleh ulah manusia, karena Ia adalah pernyataan dan  sabda Tuhan yang kekal. Berapa banyak Alkitab telah dirusak, dianiaya, dan dibakar orang dan negara. Berapa banyak penyebar-penyebarnya telah dibunuh atau dibungkamkan di penjara dan lain-lain. Tetapi Firman Tuhan tidak bisa terbungkam atau dihilangkan seperti dugaan sejumlah pengkritik di atas. Ringkas dan sederhana saja, Bilamana kalimat Tuhan bisa hilang, maka kita bisa mencurigai bahwa itu bukanlah Kalimat Tuhan, melainkan kalimat manusia belaka.

Satu pertanyaan untuk anda jawab dengan segala kejujuran:

Apakah anda mengira bahwa Tuhan yang mahakuasa akan membiarkan orang kafir yang bejat dan najis itu untuk mengubah kalimat/firmanNya yang kudus dan adi kodrati itu? Membiarkan seluruh Taurat dan Injil Tuhan hilang dari muka bumi? Dari manakah timbul gagasan anda bahwa Tuhan bisa menerima pergantian kalimatNya dengan hujatan-hujatan iblis? Bukankah kaliamt-kalimat Tuhan itu tidak tertukarkan oleh siapapun? (QS. 6:34). Dan ingat “(Demikian) ketentuan Allah yang telah berlaku sejak dahulu dan engkau tiada akan mendapati perubahan bagi ketentuan Allah” (QS. 48:23).

Apabila pengkritik percaya bahwa Quran Allah telah terpelihara oleh Allah dengan aman dari campur tangan manusia, maka sesungguhnyalah mereka tidak bisa tidak harus sama percaya bahwa Taurat Tuhan dan Injil Tuhan akan
sama terpelihara oleh Tuhan dari penajisan tangan-tangan manusia, kecuali kalau Tuhannya berbeda, atau wahyunya salah!

“Jadi Alkitab adalah penyataan dan kesaksian karya hukum dan janji Tuhan yang bersifat orisinil. Tidak ada orang Kristen yang berkepentingan untuk menyelewengkan ayat-ayat yang begitu luhur. Tidak ada kebutuhan untuk memalsu atau mengubah. Tidak ada yang berani memalsu atau mengubah. Dan memang tidak ada yang palsu atau sengaja dirubah”.

S y a l o m ...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan